Senin, 14 Januari 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING  TEKNIK THINK PAIR SHARE  (TPS)  DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Darma Tahun Pelajaran 2011/2012)
.
Oleh : Neni Santosa

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Darma yang menerapkan cooperative learning teknik Think Pair Share (TPS) . Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Hasil  Penelitian menunjukan bahwa penerapan metode Think Pair Share (TPS) ternyata dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika. Oleh karena itu dengan hasil tersebut diharapkan para guru dapat menggunakan metode TPS dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

Kata Kunci :  cooperative learning, teknik TPS, aktivitas dan prestasi.

PENDAHULUAN
.
Matematika  merupakan dasar dari semua bidang ilmu telah diperkenalkan kepada siswa sejak dini, namun tidak jarang siswa di sekolah masih merasa kesulitan untuk mencerna dan memahaminya. Oleh karena itu sebagian besar siswa di sekolah masih menganggap matematka adalah pelajaran yang rumit dan memeras otak. Ruseffendi (1991:15) menyatakan bahwa,” Matematika (ilmu pasti) bagi siswa pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi, kalau bukan sebagai mata pelajaran yang dibenci”.
Oleh karenanya memang tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mengubah praduga negative itu, namun sebagai guru setidaknya harus bisa mengurangi praduga negative walau hanya sedikit dan memerlukan waktu yang panjang. Langkahnya bisa dengan memotivasi untuk belajar Matematika dengan mengadakan pendekatan personal yang baik ataupun menggunakan berbagai metode yang bervariasi.
SMP Negeri 2 Darma merupakan SMP yang ada di wilayah kecamatan Darma. Pada tahun pelajaran baru biasanya siswa-siswa yang melanjutkan sekolah ke SMP 2 Darma relatif sedikit karena letak georafisnya kurang strategis. Selain itu sarana transportasi untuk menuju ke sekolah juga  kurang memadai. Belum lagi masih ada beberapa orang tua siswa yang kurang menyadari pentingnya pendidikan, sehingga terkadang mereka seolah tak perduli bila putera puterinya mogok dan tidak mau melanjutkan sekolah. Hal tersebut menjadi tantangan bagi semua personil guru agar dapat mengubah dan menjadikan SMP N 2 Darma menjadi yang terbaik. Melalui pembuatan PTK penulis yakin setidaknya dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar melalui penerapan model pembelajaran yang bervariasi. 
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di SMP Negeri 2 Darma untuk mata pelajaran matematika kelas VIII dapat disimpulkan bahwa dalam penyampaian materi pelajaran kebanyakan menggunakan metode ekspositori dengan prestasi belajar rata –rata berkisar antara 50 – 60. Oleh karena itu pemilihan metode dan penggunaan media harus tepat, sehingga memungkinkan peserta didik untuk dapat mencerna materi pelajaran matematika dengan baik.
Dalam proses belajar mengajar suasana kelaspun perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk menyukai proses pembelajaran. Dalam suasana belajar yang penuh persaingan dan mengisolasikan siswa. Suasana seperti ini akan menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif. Oleh kareana itu, guru perlu menciptakan suasana belajar sedemikian sehingga siswa bekerjasama secara gotong royong (cooperative larning).
Salah satu teknik yang ada dalam cooperative learning adalah teknik TPS (Think-Pair-Share). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa.
Coperative learning teknik TPS (Think-Pair-Share) sama sekali belum pernah diterapkan. Dalam hal ini saya tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas tentang Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair Share (TPS) dalam upaya meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika.
Rumusan  dan Batasan Masalah
1.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
a.    Apakah penerapan cooperative learning Teknik Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa ?
b.    Apakah penerapan cooperative learning Teknik Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?
2.    Batasan Masalah
Masalah yang akan diteliti dibatasi pada permasalahan penggunaan metode pembelajaran, yaitu:
a.    Teknik Think Pair Share merupakan teknik yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. TPS memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukan partisipasi mereka kepada orang lain.
b.    siswa yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 2 Darma Kabupaten Kuningan tahun ajaran 2010/2011;
c.    Pada penelitian ini Aktivitas belajar yang dimaksud adalah kegiatan belajar yang diorientasikan. 
d.    Sedangkan prestasi belajar matematika adalah hasil tes pada pokok bahasan keliling dan luas lingkaran;

Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika yang menerapkan cooperative learning Teknik Think Pair Share(TPS).
2.    Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika yang menerapkan cooperative learning Teknik Think Pair Share (TPS).

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:
1.    Memberikan gambaran tentang penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik think pair sahare (TPS) pada kelas VIII C.
2.    Memberikan motivasi kepada para guru matematika untuk senantiasa melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik think pair sahare (TPS).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini dipilih sesuai dengan karakteristik permasalahan serta tujuan penelitian, adapun data yang diperoleh berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa dan hasil tes. Sedangkan alur penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1.    subjek penelitian adalah siswa kelas  VIII C dengan jumlah 16 orang.
2.    Prosedur Penelitian sebagai berikut
a.    Identifikasi masalah
b.    Perencanaan persiapan tindakan
c.    Pelaksanaan tindakan
d.    Evaluasi
e.    Analisis dan refleksi
3.    Instrument penelitian
a.    Observasi
b.    Tes
4.    Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan tes tertulis. Observasi melalui pengamatan aktivitas belajar siswa dan Tes tertulis terdiri dari tes formatif dan tes sub sumatif.
Pada penelitian ini, tes formatif dilakukan setiap akhir pertemuan dan tes sub sumatif dilakukan pada akhir pembelajaran. Tingkat penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi pokok keliling dan luas lingkaran dapat dilihat dari hasil tes ini. Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi siswa pada setiap pembelajaran guna  memperoleh data aktivitas belajar siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pertemuan Pembelajaran dan Refleksi
1.    Pembelajaran  Siklus I
Tabel 4.1
Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Pertama 
 2.    Pembelajaran  Siklus II
Tabel 4.2
Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Kedua

3.    Pembelajaran  Siklus III
Tabel 4.3
Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Ketiga

Data Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini diukur dari ketercapaian dan ketuntasan hasil belajar siswa. Data hasil prestasi belajar diperoleh dari tes formatif. Untuk memperoleh gambaran tentang prestasi belajar siswa dilihat dari ketuntasan belajar perorangan dan ketuntasan keseluruhan. Ketuntasan belajar siswa dikatakan tuntas apabila persentase penguasaan  kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM untuk materi pokok Luas Lingkaran di SMP Negeri 2 Darma tahun pelajaran 2010/2011 ditetapkan 60. Selanjutnya dari ketuntasan belajar siswa perorangan dapat ditentukan ketuntasan belajar siswa keseluruhan. Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil tes formatif yang diperoleh dari hasil penelitian.
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif
 
Dari tabel 4.4 dapat dibuat grafik ketuntasan belajar kelas hasil tes formatif sebagai berikut.

Gambar 4.1
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Pada model pembelajaran cooperative learning tipe TPS  diberikan pula penghargaan tiap kelompok berdasarkan kemampuan hasil nilai siswa sebagai berikut.

Tabel 4.7
Penghargaan Kelompok

Berdasarkan table 4.7 rata – rata nilai peningkatan yang diperoleh untuk kelompok segitiga memperoleh peringkat pertama, kelompok Bintang memperoleh peringkat kedua, kelompok Cinta memperoleh peringkat ketiga dan kelompok lingkaran memperoleh peringkat ke empat.
Dari tabel 4.6 dapat dibuat grafik  sebagai berikut.

Gambar 4.2
Penghargaan Kelompok

Pembahasan

Aktivitas Belajar Siswa
Dari mulai pembelajaran I sampai dengan pembelajaran III aktivitas siswa mengalami peningkatan kearah yang lebih baik sebagai akibat dari adanya refleksi. Siswa kelas VIII C SMPN 2 Darma merasakan adanya nuansa baru dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Aktivitas diskusi antar siswa dalam satu kelompok meningkat, keberanian untuk bertanya dan menjawab serta keterampilan sosial siswa mengalami peningkatan terutama dalam berbagi tugas kelompok bertanggung jawab dalam kelompok, menghargai pendapat siswa lain serta kemampuan bersaing untuk meningkatkan prestasi. Sehingga suasana pembelajaran di kelas menjadi hidup dan siswa lebih aktif. Jadi dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TPS ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
  
Prestasi Belajar Siswa
Dari hasil analisis terlihat bahwa persentase prestasi belajar siswa dari mulai pembelajaran pertama sampai dengan pembelajaran ketiga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan keinginan untuk memperoleh nilai yang baik sehingga interaksi siswa dalam kelompok terus meningkat, terutama dalam hal berbagi pengetahuan dari siswa yang pandai ke siswa yang kurang pandai.

Siswa terlebih dahulu belajar di rumah karena setiap akhir pembelajaran akan diadakan tes, sehingga waktu yang tersedia digunakan dengan sebaik-baiknya. Jadi dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TPS, ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada materi pokok luas lingkaran.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan hasil refleksi pembelajaran model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.     Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2.    Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut.
1.    Bagi siswa, dengan penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), merupakan pengalaman baru dalam pembelajaran matematika maka jadikanlah ini sebagai suatu awal untuk meningkatkan  aktivitas dan prestasi belajar.
2.    Bagi sekolah, dengan penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) bisa menjadi masukkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan matematika, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
3.    Bagi peneliti lain, diharapkan dapat melakukan penelitian yang serupa dengan materi pokok yang lain karena penerapan pembelajaran model kooperatif Think Pair Share (TPS)  dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.  ***

Ibu Neni Santosa, S.Pd. (paling kiri) dalam kegiatan MGMP Matematika Gugus 2 Kuningan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar