Senin, 14 Januari 2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN  SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING

(Penelitian di Kelas VIIA SMP Negeri 2  Mandirancan)
Oleh : Lily Mulyadi, SPd
.
ABSTRAK
.
Lily mulyadi,S.Pd,  guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Mandirancan, Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman  siswa Melalui Cooperative Learning (Penelitian Di Kelas VIIA SMP Negeri 2  Mandirancan).
Penelitian bertujuan untuk meningkatkan minat belajar Bahasa  dan  meningkatkan pemahaman Bahasa Indonesia, khususnya Keterampilan Membaca, dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning pada siswa di kelas VIIA SMPN 2 Mandirancan
Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research dalam bahasa Indonesia diartikan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Pelaksanaannya dilakukan dalam beberapa tahap atau siklus, yang terdiri atas empat komponen, yaitu : (1) Perencanaan (Planning), (2) Tindakan (action), (3) Observasi, (4) Refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar membaca pemahaman dengan menggunakan cooperative learning dengan pengarahan dan petunjuk kerja yang jelas dapat menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan, sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar berupa test membaca pemahaman  adalah sebagai berikut :
1.     siklus I sebesar 68,8 dengan ketuntasan 75,4 % ;
2.    siklus ke II sebesar 70,8 dengan ketuntasan 85,4 % ;
3.     siklus ke III sebesar 75,8 dengan ketentuan 95,2 %.
Penggunaan cooperative learning dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa terutama siswa yang pasif tidak memiliki keberanian  bertanya kepada guru. Namun model pembelajaran ini juga, memiliki kelemahan yang ditemui dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Terkadang ketua kelompok masih memiliki perasaan takut, malu atau tidak kreatif dalam memberikan penjelasan kepada anggotanya demikian juga dengan anggota yang dibimbing pada merasa takut bertanya . Hal ini mungkin karena tidak terbiasanya siswa untuk  berkomunikasi atau mengungkapkan pendapat di muka umum. Oleh karena itu, guru harus berperan dalam mengarahkan dan membimbing ketua kelompok, sebelum ketua kelompok memandu anggota kelompok.
Kata Kunci, membaca pemahaman, cooperative learning, Classroom Action Resert


Tidak ada komentar:

Posting Komentar