MEMAHAMI POLA PIKIR SISWA
MELALUI PENILAIAN PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Oleh : LILY MULYADI *)
.
Proses belajar mengajar pada dasarnya menyiapkan siswa untuk dapat hidup dan beradaptasi dengan lingkungan. Karena itu kurikulum idealnya didesain sebagai miniatur kehidupan siswa. Sebab pada kenyataannya siswa akan dihadapkan pada persoalan-persoalan yang perlu dipecahkan. Setelah lulus sekolah siswa akan menjalani kehidupan bermasyarakat yang menuntutnya mampu menggunakan kecerdasan untuk memecahkan situasi-situasi problematis.(knigth,2007:166)
Agar siswa mampu menggunakan kecerdasan dan ide gagasan sebagai alat untuk hidup berhasil peran guru profesional sangat dibutuhkan. Dalam hal ini guru sebagai pendamping, pemandu dan pengarah siswa yang menjadi subjek didik. Guru profesional harus piawai dalam memilih materi pelajaran dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan siswa sebagai subjek didik. Sehingga materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar benar-benar bermamfaat dalam kehidupan siswa dikemudian hari.
Untuk mewujudkan siswa yang berhasil dalam menjalani kehidupan serta mampu beradaptasi dengan lingkungan, perlu adanya usaha guru dalam mendesain pola pikir siswa. Tetapi sebelumnya guru harus mengetahui pola pikir awal siswa. Cara yang efisien untuk mengetahui sitematika berpikir siswa yaitu dengan menggunakan alat penilaian. Alternatif alat penilaian yang digunakan adalah bentuk essai karena bentuk essai menuntut kemampuan bernalar dan berpikir sistematis dalam pemecahan masalah. Penilaian essai lebih tepat digunakan untuk menilai perubahan tingkah laku, oleh karena itu sebaiknya untuk memberikan tugas melakukan sesuatu. Lebih lanjut Rooijakkers (2010:156) mengatakan untuk tingkat berpikir yang tinggi, bentuk ini lebih cocok daripada bentuk-bentuk yang lain, asal dalam pelaksanaannya siswa atau mahasiswa diberi patokan untuk menjawabnya.
Penyusunan soal essai sangat sulit jika penilaian essei digunakan sebagai alat penilaian yang objektif. Untuk memperoleh bentuk essai yang memadai sebagai alat penilaian belajar hendaknnya diperhatikan hal-hal seperti dari segi isi yang diukur, segi bahasa, segi teknis penyajian soal, dan segi jawaban. Berkenaan dengan cara memeriksa soal essai Sudjana (2002:40) menjelaskan, ada dua cara dalam memeriksa jawaban essai , cara pertama ialah diperiksa seorang demi seorang untuk semua soal kemudian diberi skor. Cara kedua ialah diperiksa nomor demi nomor untuk semua siswa. Artinya diperiksa terlebih dahulu nomor satu untuk semua siswa, kemudian diberi skor, dan setelah selesai baru soal nomor dua dst.
Dengan cara penilaian hasil belajar seperti di atas memudahkan guru dalam hal ,
1. memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
2. membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
3. mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. ***
.
Proses belajar mengajar pada dasarnya menyiapkan siswa untuk dapat hidup dan beradaptasi dengan lingkungan. Karena itu kurikulum idealnya didesain sebagai miniatur kehidupan siswa. Sebab pada kenyataannya siswa akan dihadapkan pada persoalan-persoalan yang perlu dipecahkan. Setelah lulus sekolah siswa akan menjalani kehidupan bermasyarakat yang menuntutnya mampu menggunakan kecerdasan untuk memecahkan situasi-situasi problematis.(knigth,2007:166)
Agar siswa mampu menggunakan kecerdasan dan ide gagasan sebagai alat untuk hidup berhasil peran guru profesional sangat dibutuhkan. Dalam hal ini guru sebagai pendamping, pemandu dan pengarah siswa yang menjadi subjek didik. Guru profesional harus piawai dalam memilih materi pelajaran dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan siswa sebagai subjek didik. Sehingga materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar benar-benar bermamfaat dalam kehidupan siswa dikemudian hari.
Untuk mewujudkan siswa yang berhasil dalam menjalani kehidupan serta mampu beradaptasi dengan lingkungan, perlu adanya usaha guru dalam mendesain pola pikir siswa. Tetapi sebelumnya guru harus mengetahui pola pikir awal siswa. Cara yang efisien untuk mengetahui sitematika berpikir siswa yaitu dengan menggunakan alat penilaian. Alternatif alat penilaian yang digunakan adalah bentuk essai karena bentuk essai menuntut kemampuan bernalar dan berpikir sistematis dalam pemecahan masalah. Penilaian essai lebih tepat digunakan untuk menilai perubahan tingkah laku, oleh karena itu sebaiknya untuk memberikan tugas melakukan sesuatu. Lebih lanjut Rooijakkers (2010:156) mengatakan untuk tingkat berpikir yang tinggi, bentuk ini lebih cocok daripada bentuk-bentuk yang lain, asal dalam pelaksanaannya siswa atau mahasiswa diberi patokan untuk menjawabnya.
Penyusunan soal essai sangat sulit jika penilaian essei digunakan sebagai alat penilaian yang objektif. Untuk memperoleh bentuk essai yang memadai sebagai alat penilaian belajar hendaknnya diperhatikan hal-hal seperti dari segi isi yang diukur, segi bahasa, segi teknis penyajian soal, dan segi jawaban. Berkenaan dengan cara memeriksa soal essai Sudjana (2002:40) menjelaskan, ada dua cara dalam memeriksa jawaban essai , cara pertama ialah diperiksa seorang demi seorang untuk semua soal kemudian diberi skor. Cara kedua ialah diperiksa nomor demi nomor untuk semua siswa. Artinya diperiksa terlebih dahulu nomor satu untuk semua siswa, kemudian diberi skor, dan setelah selesai baru soal nomor dua dst.
Dengan cara penilaian hasil belajar seperti di atas memudahkan guru dalam hal ,
1. memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
2. membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
3. mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar